Tim Ganesha Arkanaka Teknik Metalurgi FTTM ITB Juara 1 TMLE Energy Green Challenge 2018
Nama TIM: Ganesha Arkanaka
Ketua TIM: Cornelius Ferian Ardiano (12514022)
Nama Pembimbing: Ir. Siti Khodijah Chaerun, MT., Ph.D
Anggota TIM:
- Anindityo Nugra Arifiadi (12514009) sebagai videografer dan desainer alat
- Dina Andini Sri Hardina (12514060) sebagai analis finansial
- Victor Suganda Rulie (12514040) sebagai konseptor 1
- Rahmat Firdaus (125140051) sebagai asisten konseptor
- Nani Lailil Islahah Maulidiah (22114039) sebagai asisten peneliti
TMLEnergy Green Challenge merupakan lomba yang ditujukan untuk program CSR dan salah satunya adalah pengelolaan TSS air tambang dalam skala besar sehingga kami pun tertarik untuk mengikuti lomba ini. Kami mulai mendaftar lomba ini dari bulan November 2017. Saya (Cornelius) waktu itu mengambil mata kuliah biohidrometalurgi yaitu mata kuliah yang mempelajari mengenai pemanfaatan bakteri untuk kegiatan ekstraksi logam dan penanganan limbah. Semenjak itu, saya muncul ide dan saya ajukan kepada dosen pembimbing saya Ir. Siti Khodijah Chaerun, MT.,Ph.D bahwa saya berminat untuk mengikuti lomba tersebut. Untuk mematangkan ide, saya dibantu oleh asisten peneliti saya Nani Lailil Islahah Maulidia,S.Si., MT yang sudah mempelajari mengenai TSS dalam tesisnya. Tim kami mengajukan proposal dengan judul “Penanggulangan TSS dengan Menggunakan Bioflokulan”. Dari beberapa tim yang mendaftar, bulan Maret kami diumumkan masuk grand final 4 besar dan mendapat dana Rp.8 juta untuk pembuatan prototype.
Pengerjaan penelitian ini dilakukan di laboratorium Geomirobiology, Biomining and Biocorrosion, Pusat Penelitian Biosains dan Bioteknologi Gedung Riset dan Inovasi, ITB.
Bioflokulan pada prinsipnya sama dengan flokulan biasa yang berbahan baku kimia akan tetapi perbedaannya adalah hasil TSS yang diendapkan dan buangan limbah yang jauh lebih aman. Kami melakukan analisis XRD dan AAS serta membandingkan hasilnya dengan yang menggunakan bahan kimia. Penggunaan bioflokulan jauh lebih aman dan solidnya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Dalam prototype, kami mendesain bahwa dengan 5 ml bioflokulan mampu mengendapkan 95 ml TSS. Bahan yang kami gunakan juga cukup sederhana dan murah, hanya butuh air laut dan molase. Sedangkan bakteri yang kami gunakan adalah bakteri lokal dari genus Bacillus. Dalam demo percobaan, kami berhasil membuktikan bahwa dengan bioflokulan kami dapat mengendapkan TSS tersebut. Dan pada hari Jumat, 10 Agustus 2018 kami diumumkan sebagai juara 1 dan mendapat hadiah sebear 100 juta rupiah.
Kami berharap bahwa ide lomba ini dapat diimplementasikan di Indonesia khususnya pengembangan bioproses karena selain murah, efisien konstruksinya dan ramah lingkungan.
Pihak-pihak yang terlibat antara lain:
- TMLE energy yang telah mengadakan kompetisi ini
- Mitrabara sebagai perusahaan yang dijadikan kasus nyata penanggulanan TSS dari hasil pengolahan batubara
- Laboratorium Geomicrobiology, Biomining, dan Biocorrosion di Pusat Penelitian Biosains dan Bioteknologi di gedung Riset dan Inovasi (PAU) Lt.6 sebagai tempat percobaan kami
- Serta asisten peneliti di laboratorium GBB (Geomicrobiology, Biomining, dan Biocorrosion) di Pusat Penelitian Biosains dan Bioteknologi, ITB, Nani Lailil Islahah Maulidia.