Mahasiswa FTTM ITB Wakili Indonesia dan Asia Tenggara dalam Kompetisi Geologi Internasional di London
BANDUNG, itb.ac.id — Institut Teknologi Bandung (ITB) patut berbangga karena lima mahasiswanya berhasil mewakili Indonesia sekaligus satu satunya negara di Asia Tenggara yang lolos hingga tahap final dalam kompetisi evaluasi pengembangan lapangan minyak dan gas yang terintegrasi tingkat internasional. Kompetisi ini diselenggarakan oleh European Association of Geoscientists and Engineer ini dilaksankan sejak 2-6 Juni 2019 dan bertempat di Excel Centre London.
Kelima mahasiswa tersebut ialah Surya Dwi Fahrozi dan Bagus Dwi Kurniawan dari jurusan Geologi, Azhar Arisandi mewakili jurusan Geofisika, serta Denny Van Anggara dan Budi Prayoga dari jurusan Teknik Perminyakan. Mereka menamai tim mereka dengan sebutan Trident. “Trident artinya tombak, harapannya dari nama itu, kita bisa memberikan analisis yang tajam dan comprehensive,” ucap Surya.
Tidak main-main, dalam kompetisi ini Tim Trident ITB sebagai perwakilan dari Indonesia berhadapan langsung dengan University of Stavenger Norwegia, Institut Francise de Petroleum Prancis, University of Dalhousie Kanada, Petroleum Technology University Iran, dan Instituto Mexicano del Petroleo Meksiko.
Untuk sampai ke tahap final dan terpilih menjadi Top 5 Global, mereka harus melewati berbagai tahapan. Dalam tahap kualifikasi, Surya dan kawan-kawan mlewati tahap Play Based Exploration di mana aspek geologis dan geofisika dalam tim mempunyai andil paling besar dalam tahapan ini.
Pada kompetisi tersebut, terdapat 60 partisipan dari seluruh dunia. Mereka diminta untuk menganalisis konsep geologi dan hidrokarbon dari data set yang terdiri atas data sumur dan data seismik. Hasil analisis tersebut kemudian diserahkan dalam bentuk proposal berisi konsep serta hasil estimasi hidrokarbon yang terkandung dalam data lapangan yang analisis. “Kita juga diminta untuk melakukan bidding pada blok yang potensial di sana yang kemudian diajukan ke United Kingdom (UK) Government,” ujarnya.
Di tahap semi-final, terdapat 10 tim yang terlibat. Kesepuluh tim tersebut diminta untuk melakukan Field Development Plan dari lapangan migas yang sudah ditentukan yaitu menganalisis dinamika reservoir, juga petroleum economics. Dari sana, mereka terpilih sebagai satu dari enam negara yang melakukan presentasi di Excel Centre London pada 2-3 Juni lalu. Meskipun tidak meraih juara, mereka berhasil menyabet gelar sebagai Top 5 Global dalam ajang bergengsi ini.
Surya mengaku, dari kompetisi ini ia mendapatkan pengalaman yang sangat banyak. “Kegiatannya sangat kompleks dan dituntut untuk belajar hal yang baru sekaligus mengaplikasikan dan mengintegrasikan multidisiplin ilmu,” papar Surya.
Ia berharap ke depannya ada lagi penerus Tim Trident ITB yang meraih prestasi pada kompetisi internasional tersebut karena secara langsung mengembangkan slogan In Harmonia Progresio di mana mengintegrasikan multidisiplin ilmu seperti geologi, geofisika, dan reservoir (perminyakan). “Semoga dapat menjuarai dan membawa piala yang belum pernah sekalipun datang ke Indonesia. Karena belum pernah sejak pertama kali digulirkan oleh European Association Geoscientist and Engineer sejak 2000 awal,” tutup Surya.