Belajar Memahami Teori Ancaman dari Prof. Purnomo Yusgiantoro
BANDUNG, itb.ac.id – Prof.Ir.Purnomo Yusgiantoro M.Sc.,MA.,Ph.D., Menteri ESDM Periode 2000-2009, dan Menteri Pertahanan Indonesia Periode 2010-2014 hadir sebagai pembicara dalam Studium Generale KU 4078 di Aula Barat, Kampus ITB, Rabu (6/11/2019). Topik pembicaraan yang diangkat pada kegiatan tersebut adalah wawasan kebangsaan.
Topik ini dipilih selain untuk menambah wawasan mahasiswa ITB, diharapkan juga mahasiswa dapat mengetahui apa saja ancaman yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini, sehingga dapat dilakukan langkah preventif untuk menanggulanginya.
Ia membuka topik pembicaraan dengan teori ancaman yang dapat berlangsung satu semester bila diajarkan di sekolah staf dan komando gabungan TNI, namun pada kesempatan kali ini ia hanya menyampaikan dalam 5-10 menit saja.
Ia menjelaskan bahwa dunia sudah mengalami perubahan semenjak tahun 90-an, ketika Presiden Amerika Ronald Reagan mendeklarasikan mengenai perang bintang kepada Rusia, yakni sebuah perang yang mengembangkan sistem teknologi pertahanan di luar angkasa, pada saat itulah terjadi pergeseran paradigma mengenai konsep ancaman.
Sedangkan ancaman itu sendiri adalah setiap kegiatan yang berasal dari dalam dan luar negeri yang dinilai membahayakan wilayah negara (NKRI) dan keselamatan bangsa atau sesuatu yang bersifat penghambat serta penghalang terhadap kepentingan nasional. Ancaman merupakan faktor utama yang menjadi dasar penangkalan (deterrence), bersifat aktual (nyata), dan potensial (belum nyata).
Kita tidak bisa mengkategorikan segala permasalah menjadi ancaman karena suatu permasalahan tidak dapat lansung dikategorikan sebagai ancaman, ia memiliki tahapan-tahapan sendiri. “Ancaman bersifat dinamis dapat berubah sewaktu-waktu, mungkin hari ini ancaman tapi besok tidak jadi ancaman lagi, yang tadi gangguan ia bisa meningkat menjadi hambatan dari hambatan meningkat menjadi tantangan, baru kemudian menjadi ancaman,” pungkas pemateri yang juga Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB itu.
Ancaman juga dapat berasal dari sisi hukum dan juga teknologi karena sekarang sudah eranya revolusi industri 4.0 dan ancaman inilah yang sekarang banyak kita hadapi.
Ia juga menjelaskan cara menghadapi ancaman yaitu dengan adanya penangkalan, yakni perwujudan usaha pertahanan dan keamanan negara dari seluruh kekuatan nasional yang memiliki efek psikologis untuk mencegah dan menjadikan setiap ancaman, baik dari luar maupun dalam negeri. Seluruh warga mempunyai kewajiban menangkal ancaman aktual dan potensial untuk melindungi kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.
“Beberapa bentuk perilaku yang dapat dilakukan mahasiswa dalam aktualisasi wawasan kebangsaan dengan turut menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan, membina hubungan baik antar sesama warga negara, taat akan hukum, dan aturan-aturan negara, serta masih banyak lagi,” ucapnya.
Prof. Purnomo juga turut berpesan kepada para mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dalam segala lini, membentuk motivasi berprestasi, berpikir positif, kreatif, dan inovatif, sehingga dapat memimpin masa depan degan lebih baik lagi dan tentunya memiliki akhlak yang mulia.
Reporter : Ahyar (Teknik Metalurgi, 2018)